SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MATEMATIKA DARI MASA KE MASA
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MATEMATIKA DARI MASA KE MASA
Oleh: Siti Mardhiyyah
Dalam
kehidupan sehari-hari, Anda tak bisa terlepas dari “matematika”. Mulai dari
berbelanja kehidupan sehari-hari, menghitung waktu untuk pergi ke sekolah agar
datang tepat waktu, dan masih banyak lagi yang bisa kita jumpai dengan
menggunakan konsep matematika. Matematika telah menjadi pelajaran yang selalu
kita jumpai mulai jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi. Tak
lengkap rasanya jika kita tidak memutar waktu untuk mempelajari bagaimana
sejarah dan perkembangan matematika itu sendiri.
Matematika Babilonia merujuk
pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini disebut
Iraq), dinamai "Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan
Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pengetahuan Matematika Babilonia
diturunkan dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak
1850-an. Lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di
dalam tungku atau dijemur di bawah terik
matahari. Bukti terdini matematika
tertulis adalah karya bangsa Sumeria, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian
pada lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan
soal-soal pembagian. Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan
seksagesimal (basis-60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60
detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk
satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran
yang melambangkan pecahan derajat.
Matematika Mesir merujuk pada
matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban helenistik,
Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum terpelajar
Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan matematika
Yunani dan Babilonia yang membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian
matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai bagian dari
matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum
terpelajar Mesir. Tulisan matematika Mesir yang
paling panjang adalah Lembaran Rhind (disebut juga "Lembaran Ahmes"
berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM. Lembaran itu
adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain memberikan
rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan,
lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya, termasuk
bilangan komposit dan prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan harmonik; dan
pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu,
bilangan 6). Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde
satu juga barisan aritmetika dan geometri.
Matematika Yunani merujuk
pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai
300 M. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania bagian
timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka dibersatukan oleh
budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan Yunani pada periode setelah Iskandar
Agung kadang-kadang disebut Matematika Helenistik. Matematika Yunani diyakini
dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras
dari Samos (kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka
dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh Matematika Mesir dan Babilonia.
Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke Mesir untuk mempelajari matematika,
geometri, dan astronomi dari pendeta Mesir. Pythagoras mendirikan Mazhab
Pythagoras, yang mendakwakan bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan
semboyannya adalah "semua adalah bilangan". Mazhab Pythagoraslah yang
menggulirkan istilah "matematika", dan merekalah yang memulakan
pengkajian matematika. Mazhab Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti pertama
teorema Pythagoras. Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM) mengembangkan
metoda kelelahan, sebuah rintisan dari Integral modern. Aristoteles (kira-kira
384 SM sampai 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM)
adalah contoh terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat
ini, yaitu definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut.
Matematika Vedanta dimulakan
di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM),
menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan
tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima,
aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari
seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri
persegi yang diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat;
mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti
numerik untuk teorema Pythagoras. Surya Siddhanta (kira-kira 400)
memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan
meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang
bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit.
Matematika Islam atau
matematika Arab, mencakup kajian matematika yang dilakukan selama perkembangan
peradaban Islam kira-kira antara tahun 622 dan 1600. Matematikawan Islam
mengembangkan sistem numeralia letak-nilai desimal yang mencakup pecahan
desimal, menyusun studi aljabar dan mulai mempertimbangkan hubungan antara
aljabar dan geometri, mempelajari dan memajukan teori geometri Yunani yang
dicetuskan Euklides, Archimedes, dan Apollonius, dan membuat kemajuan besar
dalam geometri bidang dan bola. Al-Biruni mengembangkan metode baru menggunakan
kalkulasi trigonometri untuk menghitung radius dan keliling Bumi berdasarkan
sudut antara garis horizontal dan horizon sejati dari puncak gunung yang
ketinggiannya yang sudah diketahui. Kontribusi terpenting matematikawan Islam
adalah pengembangan aljabar, yaitu menggabungkan material India dan Babilonia
dengan geometri Yunani untuk mengembangkan aljabar. Dalam aljabar, seorang
matematikawan menggunakan simbol x, y, atau z sebagai pengganti angka untuk
menyelesaikan persoalan matematika.
Komentar
Posting Komentar