Logika Matematika Fuzzy
Logika Matematika Fuzzy
Logika
berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah
salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme
(bahasa Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang
mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Logika
masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang
tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur
yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik).
Logika tersistematisasi dikenalkan oleh Galenus (130-201 M) dan Sextus
Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode
geometri.
Logika
matematika adalah cabang logika dan matematika yang mengandung kajian matematis
logika dan aplikasi pada bidang-bidang lain di luar matematika. Logika
matematika berhubungan erat dengan ilmu komputer dan logika filosofis. Tema
utama dalam logika matematika antara lain adalah kekuatan ekspresif dari logika
formal dan kekuatan deduktif dari sistem pembuktian formal. Logika matematika
sering dibagi ke dalam cabang-cabang dari teori himpunan, teori model, teori
rekursi, teori pembuktian, serta matematika konstruktif. Bidang-bidang ini
memiliki hasil dasar logika yang serupa. Macam-macam dari logika matematika
yaitu konvensional dan fuzzy.
Logika
fuzzy ini diperkenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh dari Universitas California,
Berkeley pada 1965. Logika Fuzzy dipakai untuk menyatakan data atau informasi
yang bersifat tidak pasti atau samar. Logika yang hanya berdasarkan atas 2
nilai kebenaran yaitu TRUE (1) dan FALSE (0) kadang-kadang dirasakan kurang
lengkap untuk menyatakan logika berpikir manusia. Sehingga dikembangkan logika
yang tidak hanya bernilai 0 atau 1 tapi menggunakan logika yang punya interval
nilai antara [0,1] yang disebut dengan logika samar (Fuzzy logic).
dalam
logika Fuzzy sebuah pernyataan bisa bernilai benar atau salah atau bisa
bernilai diantara benar dan salah, misalnya “mungkin benar”.
Logika
Fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean yang berhadapan dengan konsep
kebenaran sebagian. Saat logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat
diekspresikan dalam istilah biner (0 atau 1, hitam atau putih, ya atau tidak),
logika fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan tingkat kebenaran.
Logika
Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga
hitam dan putih, dan dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti
"sedikit", "lumayan", dan "sangat". Logika ini
berhubungan dengan set fuzzy dan teori kemungkinan. Logika fuzzy dan logika
probabilitas secara matematis keduanya mempunyai nilai kebenaran yang berkisar
antara 0 dan 1, namun secara konsep berbeda. Logika fuzzy berbicara mengenai
"derajat kebenaran", sedangkan logika probabilitas mengenai "probabilitas,
kecenderungan".
Dalam
percakapan sehari-hari (bahasa Inggris) dan matematika, pernyataan atau kalimat
dihubungkan dengan kata seperti: and, or, if – then, dan if and only if. Kata-kata tersebut disebut dengan kata sambung
(connective) . Sebuah pernytaan yang dimodifikasi dengan kata “not” akan
menghasilkan negasi (negation) dari kalimat itu sendiri. Kata “and” dipakai
untuk menggabungkan dua pernyataan sehingga membentuk konjungsi (conjuntion)
dari dua kalimat tersebut. Sebuah pernyataan yang dibentuk dengan menggabungkan
dua pernyataan dengan kata “or” akan menghasilkan disjungsi (disjunction) dari
dua kalimat tersebut. Dari 2 buah pernyataan kita dapat membentuk sebuah
pernyataan : if ... then ... yang disebut dengan pernyataan bersyarat
(conditional sentence). Pernyataan yang mengikuti if disebut “sebab”
(antecedent) sedangkan pernyataan yang mengikuti then disebut “akibat”.
Aturan
if level rendah then buka v1 disebut dengan implikasi, sebab nilai level
menentukan nilai dari v1 dalam kontroler. Dalam pengontrol fuzzy biasanya tidak
menggunakan implikasi Godel. Dalam pengontrol fuzzy biasanya sering digunakan
implikasi Mamdani (1977). Outer product yang dikemukakan oleh Mamdani (1977)
adalah menggunakan operator min untuk operasi perkalian cartesian product.
Operator min ini dapat diganti dengan operator * pada operasi perkalian.
Untuk
menggambarkan proses pengambilan kesimpulan dari sekumpulan aturan (rule base)
maka diperlukan suatu cara untuk menghasilkan sebuah output dari sekumpulan
aturan if – then. Proses pengambilan kesimpulan dilakukan dengan melakukan
komposisi aturan pengambilan kesimpulan.
sumbernya dari mana ya kx
BalasHapus